Komposisi Pendekatan Musik Tradisi " ATA KAMOE" karya Deddy Mulia




     Komposisi musik tradisi Aceh “ATA KAMOE (milik kami)” 

Seudati adalah sebuah seni tari yang berangkat dari kata syhadatain dan bertujuan sebagai sarana syiar agama Islam. Lambat laun namanya menjadi Seudati. Tarian Seudati dimainkan oleh laki-laki, dengan gerak dinamis dan ada pula gerakan lemah lembut. 
Ide garapan musik “Ata Kamoe” ini adalah syair lagu pada bagian rukun Saman yaitu syair Lah Leng Lot Lahee. Dasar garapan ini mengambil tempo dari lagu tersebut. Lah Leng Lot Lahee didalam bahasa Aceh tidak memiliki arti sama sekali. Banyak seni tutur dan syair pada budaya aceh yang tidak memiliki arti. Hal ini memang menjadi sebuah ciri khas dari seni budaya Aceh.
Garapan musik ini memakai instrument Rapa’i, Seurune Kalee dan Djembe. Dan garapan ini menampilkan unsur-unsur utama pada Tari Seudati seperti tepuk perut, ketip jari, dan gerakan khas Seudati. Pola pukulan Rapa’i menyesuaikan diri dengan irama syair lagu, dan dari dasar pukulan itu dikembangkan menjadi sebuah garapan musik. Karya komposisi ini sengaja tidak memakai alat musik yang electric dan modern, karena pengkarya memiliki tujuan menjadikan sebuah komposisi musik tradisi murni. 
Komposisi “Ata Kamoe” ini pertama kali di pentaskan pada pertunjukan final komposisi karya musik tradisi Prodi Seni Karawitan semester VI ISBI Aceh, tanggal 17 Mei 2017, pukul 20.00 WIB s/d selesai. Dan lokasi penampilan ialah di Gedung A Komplek Kampus ISBI Aceh, Kota Jantho, Aceh Besar.
Para pemain pada pementasan karya komposisi musik tradisi ini yaitu : Ronald Firdaus (Rapa’i dan vokal), Nasruddin (Rapa’i dan vokal), Yapto (Djembe dan vokal), Iwan Fahidul Latif (Rapa’i , Seurunee Kalee dan vokal), dan Deddy Mulia (Pengkarya, Rapa’i dan vokal).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Kritik Seni Lagu Iwan Fals

Makalah tentang Geundrang Aceh